Kamis, 23 Mei 2013

BERIBADAH SEPANJANG HIDUP

Oleh: 
Beribadah sepanjang hidup Surah Al-hijir ayat 99 وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ Mayoritas mufasir mengatakan makna الْيَقِينُ adalah kematian, ada juga yang berpendapat artinya yakin. Tafsir qurtubi, dijelaskan dua persoalan, 

Pertama وَاعْبُدْ رَبَّكَ disandingkan حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ , apa hikmah disandingkan ibadah dengan kematian, karena jika hanya disebut وَاعْبُدْ رَبَّكَ maka sekali saja beribadah sudah dianggap menjalankan perintah, tetapi ketika disandingkan dengan حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ maka artinya diperintah beribadah sepanjang hidup, 

Kedua disebutkan kalimat الْيَقِينُ yang bermakna mati, karena kayakinan yang sebenarnya timbul adalah kematian, kita yakin adanya surga dan neraka, tetapi itu dasarnya iman, berbicara iman maka berbicara hal yang tidak dapat dilihat atau disentuh, 

Iman baru bisa dilihat dan di sentuh setelah kematian, dibangkitkan dan melihat langsung dan menyentuh langsung. sebagaimana terdapat didalam beberapa kitab tafsir 
Tafsir Tabrani, مَا أوْحِيَ إلَيَّ أنْ أجْمَعَ الْمَالَ وَأكُونَ مِنَ التَّاجِرِينَ ، وَلَكِنْ أُوْحِيَ إلَيَّ أنْ أُسَبحَ بحَمْدِ رَبي وَأكُونَ مِنَ السَّاجِدِين 
Tafsir Samarqandi, واعبد رَبَّكَ يعني : على التوحيد حتى يَأْتِيَكَ اليقين : واستقم على التوحيد حتى يأتيك اليقين 

Sedangkan kaum wahdatul wujud mengatakan makna حتى يَأْتِيَكَ اليقين adalah makrifah, sehingga ketika sudah makrifat Allah, maka hilanglah kewajiban, pendapat tersebut dihukum sesat dan murtad, alasan ijmak sahabat bahwa Nabi manusia paling makrifat kepada Allah, Nabi sendiri yang sudah samapai pada tinggatan makrifat beliau sepanjang hidup beribadah, bahkan Nabi shalat sampai bengkak kakinya. 

Untuk mempertahankan hidup kita butuh makan, demi untuk makan semua waktu kita pergunakan untuk mendapatkan makanan, sekedar untuk bertahan hidup makan nasi putih sudah cukup, namun untuk merasa nikmat, untuk mengundang selera maka tidak cukup hanya nasi putih, kita butuh ikan dan sayur-sayuran, ikan dan lain sebagainya meskipun sangat nikmat, tidak akan bermakna ketika nasi putih ternyata kurang bagus, nasi putih yang sempurna ditambah ikan dan sayur yang mengundang selera tiada akan terasa nikmat manakala, mulut dan lidah sedang sakit, 
kesimpulan, 
1. sekedar mepertahankan hidup, nasi putih cukup, untuk nikmat butuh ikan dan sayuran 
2. ikan dan sayur menjadi nikmat jika nasi putih sempurna dimasak, 
3. nasi, ikan dan sayur yang sempurna tiada menjadi nikmat manakala mulut dan lidah sedang sakit 
Oleh kerena hal tersebut untuk mempertahankan hidup yang bermakna menurut islam, karena hidup yang bermakna hidup adalah hidup yang disertai dengan ibadah, sekedar untuk mempertahankan hidup dalam islam, sekurangnya dengan mengerjakan kewajiban dan meninggalkan larangan, namun untuk menjadi hidup lebih lengkap dan bermakna, kita butuh amalan tambahan, amalan tambahan yang dikerjakan tidak akan bermakna ketikan kewajiban yang kita kerjakan tidak memadai, kemudian jika kewajiban telah sempurna dikerjakan dan dilengkapi dengan amalan tambahan lainya, semua tidak bermakna manakala keimanan dan itikad tidak mantap, sifat riya dalam ibadah (ms)